Kehalusan(kadar Mesh) juga menentukan cepatnya serapan air kedalam tanah. PEMUPUKAN PADI SAWAH. Secara umum rekomendasi pupuk untuk tanaman padi sebagai berikut, Urea sebesar 200 kg - 250 kg, SP36 100 kg - 150 kg dan KCl 75 kg - 100 kg. Jika menggunakan NPK dosisnya adalah 100-150 kg urea dan 300 kg NPK. Jikasekiranya sudah tercampur dan larut dengan baik, bisa ditambahkan pupuk untuk menunjang kesuburan tanaman. Penakaran pupuk yang tepat juga menjadi penting ketika rumus ramuan telah didapat. Mencampur pestisida apapun jenisnya tak akan menjadi masalah selama dieksekusi dengan cara dan takaran yang sesuai. pupukHANTU tidak boleh dicampur dengan bahan kimia lainnya, berikut tangki penyemprotan yang digunakan harus bersih dari sisa-sisa bahan kimia seperti sisa insektisida, herbisisa, fungisida dll. Waktu pemakaian yang tepat yaitu pagi atau sore hari karena pada saat tersebut adalah waktu membukanya stomata/ mulut Vay Tiền Nhanh. Penggunaan pestisida yang tepat akan memberikan hasil terkendalinya serangan hama dan penyakit sebagaimana diharapkan. Namun jika kita tidak bijak dalam penggunaannya bisa mengakibatkan pestisida tidak efektif, bahkan bisa membuat tanaman jadi keracunan. Belum lagi dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan pengguna maupun konsumen akhir. Pestisida ibarat dua sisi mata pisau, di satu sisi sangat membantu dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman, di sisi lain bisa saja menimbulkan dampak negatif pada tanaman bahkan mempengaruhi kesehatan penggunanya. Salah satu yang telah menjadi kebiasaan umum rekan-rekan petani adalah mencampur mixing beberapa jenis pestisida sekaligus dalam sekali aplikasi. Tujuannya tentu adalah penghematan tenaga dan waktu. Karena di lapangan seringkali tanaman mengalami beberapa ancaman sekaligus, seperti serangan beberapa jenis hama serangga dan serangan fungi atau bakteri patogen. Tidak terbayang betapa repotnya andaikata kita harus melakukan penyemprotan secara berganti-ganti antara dua atau lebih insektisida disusul fungisida ataupun bakterisida. Belum lagi pupuk daun yang tentu saja sangat penting untuk menjaga dan memulihkan kondisi tanaman. Satu-satunya solusi dalam kondisi seperti ini adalah melakukan mixing atau kombinasi. Kombinasi pestisida yang tepat tentu akan memberikan efikasi yang sinergis dan efisiensi yang cukup nyata. Sedangkan kombinasi yang tidak tepat akan menimbulkan inkompatibilitas antara pestisida satu dengan lain yang bersifat antagonis atau saling melemahkan serta pemborosan biaya. “Kompatibilitas pestisida adalah kesesuaian antara 2 atau lebih pestisida yang dicampurkan. Inkompatibilitas pestisida adalah ketidaksesuaian antara 2 atau lebih pestisida jika dicampurkan jadi satu sehingga menyebabkan perubahan fisik, susunan kimia maupun efikasi pestisida tersebut. Inkompatibilitas fisik misalnya jika pestisida yang dicampurkan membentuk gel, mengendap, atau menggumpal. Sedangkan inkompatibilitas kimia adalah terjadinya perubahan susunan molekul kimia karena reaksi antar pestisida menjadi senyawa baru yang bisa jadi bukan berfungsi sebgai pestisida lagi”. Berikut adalah panduan mencampur pestisida yang bisa kita pegang di dalam mengaplikasikan pestisida secara efisien dan memberikan efektifitas yang prima. Pedoman Awal Kenali dengan baik organisme apa saja yang mengancam tanaman. Jika tanaman kita masih baru dan tampak belum ada serangan organisme pengganggu tanaman OPT, amati tanaman sejenis di sekitar yang telah terdampak oleh serangan OPT. Yang perlu diingat tujuan mencampur pestisida adalah untuk mengendalikan lebih dari 1 OPT yang berbeda pada pada 1 sasaran bagian tanaman yang sama, dimana diperlukan pestisida yang berbeda pula. Misalnya adanya serangan jamur patogen, kutu daun, dan ulat yang semuanya menyerang bagian daun. Untuk tiap jenis OPT yang menggunakan lebih dari 1 pestisida, sebaiknya diaplikasikan secara berselang-seling, misalnya untuk serangga thrips, antara insektisida kontak dan sistemik sebaiknya diselang-seling bukan dicampurkan jadi satu. Kenali dengan baik tujuan tindakan penggunaan pestisida berdasarkan fase serangan, apakah untuk tindakan preventif pencegahan dimana OPT belum menyerang secara masif, tujuannya untuk melindungi tanaman, ataukah sebagai tindakan kuratif yang bertujuan menghentikan serangan atau mengurangi populasi OPT secara drastis. Tentukan bahan aktif pestisida sesuai kekhususan terhadap target OPT, hindari membeli lebih dari satu merek pestisida yang berbahan aktif sama, misalnya abamectin merek A dengan abamectin merek B. Kenali mode of action cara kerja pestisida. Hindari membeli lebih dari satu jenis pestisida dengan mode of action yang sama. Juga hindari menggunakan 2 atau lebih pestisida yang segolongan misalnya golongan piretroid berbahan aktif A dengan piretroid berbahan aktif B. Untuk mengetahui cara kerja biasanya tercantum pada label pestisida, namun untuk mengenali golongan dan mode of action yang lebih lengkap bisa Anda lihat pada poster IRAC di halaman download. “Aplikasi pestisida bisa diibaratkan seperti menerapkan seni beladiri. Ketika berhadapan dengan lawan jago tinju yang sudah tahan pukulan dan tendangan serta dapat menangkis dengan baik kita akan sulit mengalahkan dengan teknik karate, silat atau tinju. Sebaiknya dilawan dengan kombinasi teknik gulat, judo atau jiu jitsu”. Mencampur Beberapa Pestisida Sekaligus Dalam Sekali Aplikasi Jangan lakukan mixing pestisida dalam konsentrasi pekatan langsung dari kemasan. Sebaiknya pestisida dicampurkan ke dalam ember berisi air dan diaduk rata terlebih dulu baru kemudian diencerkan lagi dalam tangki semprot. Untuk menghindari inkompatibilitas jangan mencampurkan 2 atau lebih pestisida yang berbentuk fisik sama atau yang berbentuk formulasi sama misalnya larut air dengan larut air. Lebih mudahnya lihat tabel di bawah. PESTISIDA APESTISIDA BKETERANGANLarut air AS, SL, SP, SC, WSC, SGLarut air AS, SL, SP, SC, WSC, SGJangan dicampurLarut air AS, SL, SP, SC, WSC, SGTidak larut air / suspensi WP, F, WDG/DFBoleh dicampurLarut air AS, SL, SP, SC, WSC, SGEmulsi EC, E, EWBoleh dicampurTidak larut air / suspensi WP, F, WDG/DFTidak larut air / suspensi WP, F, WDG/DFBoleh dicampurTidak larut air / suspensi WP, F, WDG/DFEmulsi EC, E, EWBoleh dicampurEmulsi EC, E, EWEmulsi EC, E, EWJangan dicampur Sebagai contoh, jika kita ingin mengaplikasikan 3 pestisida sekaligus yaitu insektisida untuk kutu daun, insektisida untuk ulat, dan fungisida. Untuk kutu daun kita pakai insektisida berbahan aktif abamektin gol. avermektin yang berbentuk formula EC, untuk hama ulat menggunakan insektisida asefat organofosfat berformula SP yang larut air, dan fungisidanya menggunakan propineb dithiokarbamat berformula WP. Pengendalian hama dan penyakit memang sebaiknya disertai dengan upaya pemulihan kondisi tanaman agar hasil panen tetap optimal. Oleh karenanya disarankan mencampur pestisida dengan pupuk daun. Pilihlah pupuk daun yang mempunyai pH larutan netral atau mendekati. Terutama yang mengandung unsur-unsur mikro dalam bentuk chellate, yaitu MICRONSEL. Pupuk daun dengan pH netral dan ber-chellate bisa dicampur dengan pestisida, namun untuk pestisida yang larut air AS, SL, SP, SC, WSC sebaiknya lakukan test kompatibilitas terlebih dulu karena ada beberapa yang tidak kompatibel. Pestisida alkali tembaga oksida dan tembaga hidroksida, sebaiknya diaplikasikan secara tunggal atau dicampurkan dengan pupuk kalsium karbonat yang tidak larut air. Sifat alkali berpotensi merubah struktur kimia formula berbasis minyak EC, EW, E dan formula larut air AS, SL, SP, SC, WSC. Sedangkan untuk formula tidak larut air suspensi ada kemingkinan bereaksi dengan formula yang mengandung sulfur thiol, thiokarbamat. Tembaga oksida / hidroksida pada larutan yang asam akan melarutkan sebagian tembaga dan jika berlebihan bisa saja meracuni sel tanaman. Kombinasi atau mixing pestisida tidak berarti boleh mengurangi dosis masing-masing dengan anggapan agar tanaman tidak keracunan. Apabila campuran pestisida tepat, variannya tidak terlalu banyak maka penggunaan sesuai dosis anjuran tidak akan menyebabkan tanaman keracunan. Untuk menghindari resistensi OPT, disarankan menggunakan 2 – 3 pestisida dengan bahan aktif dan mode of action yang berbeda untuk tiap jenis OPT dan aplikasinya diselang-seling, bukan dicampurkan jadi satu. Misalnya saat ini kita aplikasi insektisida sistemik digabung dengan fugisida kontak, aplikasi berikutnya ganti insektisidanya yang kontak sedangkan fungisidanya sistemik. Pestisida yang sudah dicampurkan dan diencerkan air harus digunakan sampai habis, tidak bisa disimpan untuk digunakan lain hari karena dalam beberapa jam bahan aktif akan terdegradasi dan berkurang daya kerjanya. Urutan Mencampur Pestisida Ada banyak metode urutan yang disarankan dalam mencampur beberapa pestisida dalam 1 kali aplikasi. Ada yang dimulai dari pestisida larut air, ada yang dimulai dari formula EC dan sebagianya. Dari bermacam metode urutan yang paling sering dipakai dan dianjurkan adalah metode WALES yang merupakan singkatan dari WP, Agitaion aduk, Liquid, EC, Surfactant termasuk adjuvan. Lebih detailnya sebagai berikut W – pestisida berformula WP atau dispersi sejenisnya F / WDG / DF A – agitation aduk-aduk rata L – salah satu dari pestisida berformula liquid soluble larutan diantaranya AS / SL / SP / SC / WSC / SG, aduk. E – salah satu dari pestisida berformula EC / E / EW, aduk S – surfaktan atau adjuvan. Pupuk daun bisa dicampurkan sebelum surfaktan/adjuvan maupun setelahnya. Tetapi jika dalam campuran tersebut terdapat pestisida larut air AS / SL / SP / SC / WSC / SG sebaiknya lakukan uji kompatibilitas terlebih dahulu dengan cara mencampurkan antara keduanya masing-masing 2 – 5 ml pada 5 – 10 ml air. Apabila tidak terjadi perubahan fisik berarti keduanya kompatible. Kesimpulan Mencampur pestisida bisa dikatakan sebagai seni karena diperlukan kreatifitas rekan-rekan petani dalam memilih varian merek, bahan aktif, dan bentuk formula sehingga menghasilkan efikasi yang terbaik. Meski demikian ada teknik dan rambu-rambu yang harus diperhatikan. Mungkin diawal kita akan bingung dengan pedoman ini, tetapi jika artikel ini dipahami dan mulai dibiasakan akan jadi mudah nantinya. Alangkah lebih baik lagi jika Anda mulai membiasakan diri membuat semacam tabel jadwal aplikasi pestisida untuk memudahkan. Referensi Artikel Bumikita Cara Aplikasi Pestisida Efektif – Pada artikel sebelumya telah kita bahas bahwa, pestisida terutama insektisida akan efektif dengan air pH rendah atau kondisi asam. Artinya efektifitas pestisida akan menurun manakala kita mencampurnya dengan bahan alkali. Pada artikel tersebut juga dibahas bahwa jika air yang digunakan memiliki pH tinggi maka perlu diturunkan dengan cara menambhakan larutan asam nitrat HNO3 atau asam asetat cuka. Selengkapnya bisa anda baca pada artikel berikut >> Bisa Jadi Karena Ini, Aplikasi Pestisida Anda Tidak Ngefek..! Jadi, ada beberapa cara agar aplikasi pestisida efektif antara lain teknik aplikasi musti tepat juga jangan mencampur dengan bahan-bahan alkali. Apa sih sebenarnya bahan alkali itu ? Bahan alkali adalah bahan yang membawa ion OH- yang dapat meningkatkan nilai pH menjadi lebih tinggi daripada nilai yang dianjurkan menjadi basa. Ada kalanya, ada saja petani yang menambahkan senyawa alkali ke larutan semprot. Mungkin maksutnya biar hemat tenaga dan waktu, jadi pemberian unsur hara tertentu dibarengkan saat penyemprotan pestisida. Berikut ini bahan atau senyawa yang tergolong bahan alkali Kapur kalsium Kapur belerang Soda kaustik Potas kaustik Abu soda Magnesia atau kapur dolomit Amonia cair Tau kah anda sobat BT, bahwa perilaku tersebut bisa menghidrolisis bahan aktif pestisida terutama yang sangat peka terhadap bahan alkali atau larutan ber-pH tinggi. Makanya pada beberapa produk pestisida disarankan tidak dicampur dengan pupuk daun khususnya makro sekunder, mungkin takut nanti terjadi hidrolisis. Insektisida pada umumnya lebih peka dibanding fungisida atau herbisida, contoh bahan aktif yang peka terhadap bahan alkali yaitu golongan organofosfat contoh bahan aktif klorpirifos, asefat, piretroid siflutrin, bifentrin dan karbamat metiokarb. Oiya mungkin belum tau apa itu hidrolisis. Hidrolisis adalah proses kimia yang dapat memecah atau membelah suatu senyawa menjadi lebih kecil lagi. Maksutnya bahan aktif insektisida yang terhidrolisis menjadi terurai menjadi bahan yang tidak aktif lagi. Hasil dari proses hidrolisis adalah nilai pH larutan yang tinggi pH>7, padahal nilai pH larutan semprot yang dianjurkan menurut BALITSA adalah 4,5 sampai 5. pH di atas itu pH>4,5 – 5 berdampak umur larutan jadi makin pendek. Bahan aktif akan mudah terurai sehingga menjadi kurang efektif, daya efikasinya menurun bahkan sebelum mengenai hama penyakit sasaran. Petani masih belum banyak yang tahu ? Saya pikir masih sangat sedikit sekali petani yang tahu hal ini. Nilai pH basa selain karena ditambah senyawa atau bahan alkali, bisa jadi karena air yang digunakan udah dari sananya ber-pH tinggi. Maksutnya sudah basa dari sumber air-nya. Hal tersebut sangat mungkin terutama jika tanah dan lahannya cenderung bertanah kapur, seperti daerah Gresik, Lamongan, Tuban dan Gunung Kidul Yogyakarta. Solusi cara mencegah hidrolisis 1. Tidak disarankan mencampur pupuk daun terutama yang mengandung unsur logam alkali seperti Ca kalsium, atau Mg magnesium. 2. Cek secara berkala pH larutan semprot, jika masih basa tambahkan larutan asam asam nitrat atau asetat untuk menurunkan pH. 3. Gunakan larutan semprot pestisida segera setelah pencampuran maksimal 6 jam setelah pencampuran air dan pestisida. Jadi, manakala aplikasi insektisida anda tidak mempan, coba anda analisa pH air larutannya. Jika sebelumnya di mix pupuk daun coba aplikasi sendiri-sendiri. Seringkali yang dilakukan petani saat pestisida yang ia beli sebelumnya tidak mempan adalah membeli pestisida lain yang harganya mahal. Bagi orang toko pertanian mah senang-senang saja, barang laku..haha Padahal masalah utamanya adalah pada pH larutan semprot yang cenderung basa alkali tadi. Akibatnya petani sudah rugi waktu, rugi biaya tenaga kerja juga. Baca juga Cara Menanam Cabai/Cabe Panduan Lengkap Untuk Pemula Ngomong-ngomong, anda punya pengalaman yang sama ? Related posts5 Jenis Insektisida Nabati Yang Direkomendasikan Di Amerika SerikatMengenal Insektisida Piretroid, Golongan Insektisida yang Paling Banyak Digunakan Di Seluruh DuniaBerikut Manfaat/Kegunaan Pestisida Yang Banyak Dipakai PetaniMengenal Asal Usul Abamektin Salah Satu Bahan Aktif Andalan PetaniBegini Cara Tanam Cabai Tanpa Pestisida Kimia Tapi Aman Dari Keriting Dan KerdilSering Tak Termanfaatkan dan Terbuang Percuma, Berikut Manfaat Air Cucian Beras

bolehkah pupuk hantu dicampur pestisida